Kamis, 31 Maret 2011

Bunda, Membangun Kantor Sendiri

Membangun Kantor sendiri, sekarang juga bisa, kalau Bunda mau.
Seseorang yang ingin berbisnis selalu mencari ide soal bisnis yang bisa sukses digarap. Tetapi, daripada susah-susah berburu ide, bukankah dari profesi dan karier yang Bunda tekuni juga bisa menjadi bisnis? Keuntungannya, Bunda sudah punya bekal pengalaman dalam bidang tersebut.

NEKAT PLUS KEYAKINAN


Berawal dari ketidakpuasan bekerja di lingkungan sebuah biro periklanan, Fitriandini Arif (30) memilih resign. Ketika itu, ia belum punya bayangan apa yang akan dikerjakannya. Ia pun lalu berkiprah sebagai freelance. Hingga suatu hari, lima rekan senior menawarinya mendirikan biro sendiri.

Fitri menangani bagian below the line, yakni kegiatan iklan lewat pengadaan event atau brand activation (terjalin komunikasi langsung antara brand dengan konsumen). Fitri bekerja di Berakar Komunikasi, biro periklanan yang berdiri pada 2008. Apa yang ia pelajari di bagian di tempat kerja sebelumnya, cukup ia jadikan modal.

Fitri merasa seperti bertemu soulmate. Rekan kerjanya yang baru ternyata juga punya idealisme yang sama, yakni menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan dan kekeluargaan, dan sebaliknya, tidak menomorsatukan keuntungan semata. “Kalau dalam pitching suatu proyek, kami gagal, kami tetap bisa tertawa. Berbisnis memang untuk mencari uang, tapi prinsip kami, bekerja haruslah menghasilkan kepuasan batin.”



PASSION, IDELISME, DAN REALITAS

Fitri sadar, karena kepuasan klien adalah segalanya maka ia membutuhkan kerja tim yang solid. Karenanya, memegang visi dan idealisme adalah syarat utama yang ia minta bagi mereka yang bergabung dalam tim kreatifnya. Dengan para sopir dan office boy pun Fitri membangun hubungan kekeluargaan. “Ketika kami mendapat uang, kami berbagi. Kami saling tahu berapa besar pen­dapatan masing-masing. Tidak ada yang merasa cemburu dalam hal pembagian gaji.”

Di kantor Fitri, senior belajar bersama dengan junior. “Yang berusia lebih tua belajar dari yang muda, dan sebaliknya,” jelas Fitri. Dengan cara itu, ia berharap kesenjangan hubungan kerja berkurang.

Dulu, sewaktu masih menjadi karyawan di kantor lama, Fitri tidak punya kewenangan menentukan klien atau produk yang ditangani. Suka atau tidak suka, ia harus menerima proyek yang didelegasikan kepadanya. “Di kantor sekarang, saya akan mengerjakan proyek yang saya suka, meski keuntungannya kecil saja,” tuturnya. Dalam menerima proyek pun, Fitri tidak berpegang pada besar atau kecilnya perusahaan klien. Ia lebih memilih berdasar kualitas produk.

Sama dengan Fitri, Anantya pun mencurahkan passion di kantor sendiri. Kendati ia dan Ramya tidak punya pengalaman berbisnis sendiri, berbekal kesamaan mimpi dan visi, mereka pede menjalankan kantor baru, Think.Web. “Jika ingin maju, memang harus nyemplung, belajar sambil praktik. Tidak ada satu sekolah pun yang mengajarkan bagaimana cara menjadi entrepreneur yang berhasil,” kata Anantya.

Ruang kerja di kantor lamanya yang hanya 3 x 5 meter, sekarang menempati sekaligus 3 lantai di gedung yang sama. Meski masih baru, mereka sudah menggaet 3 klien pada tahun pertama. Pada masa-masa awal, Anantya banyak bertanya dan melakukan riset. Mimpi besarnya adalah memberi konsultasi terbaik bagi banyak orang yang ingin membesarkan bisnis lewat internet.

Diakui Fitri, setahun pertama adalah cerita penuh perjuangan. Ia pernah ditipu seorang klien. “Klien tersebut mengulur-ulur waktu dan bahkan membayar lebih kecil dari kesepakatan. Wah, saya sempat menyesal kerja sendiri. Kalau bekerja untuk orang lain, saya tidak perlu perlu pusing menagih dan mengejar-ngejar setoran. Semua sudah ada yang menangani,” kenang Fitri.

Waktu itu Fitri memang single fighter di perusahaannya sendiri. Sekarang, ia sudah mendapat banyak bantuan. Salah satu staf barunya berpengalaman kerja di kantor besar dan bergaji ‘wah’. “Alasan dia bergabung dengan saya, juga karena ingin mencurahkan passion. Sekarang, tim inti kami ada 5 orang, dibantu beberapa karyawan freelance. Dengan adanya mereka, saya punya ‘sayap’ untuk terbang dan berkembang,” kata Fitri, senang.

Anantya juga pernah mengalami sulitnya mengatur keuangan usaha. Sebagai executive director, ia harus cermat menghitung pemasukan dan pengeluaran. “Soal cash flow memang rumit. Di atas kertas terlihat banyak pemasukan, tapi faktanya belum semua uang masuk ke kas karena ada yang belum dibayarkan,” ujar finalis Indonesian Young Creative Entrepreneur of the Year (IYCE) 2008 ini. Pernah juga beberapa stafnya mengundurkan diri. Hal ini juga masalah cukup berat baginya.

Anantya mengatakan, hubungannya dengan perusahaannya yang lama masih terjalin baik. Ia tidak mengambil alih (membajak) klien kantor lamanya itu. “Lagi pula, core bisnis kami berbeda,” katanya.

Sekarang, tim kerja Anantya berjumlah 25 orang. Selain tim kreatif dan produksi, ia juga memiliki tim HRD dan akuntansi yang dipegang orang muda usia 20-an. “Kami membangun divisi media sosial, seperti twitter dan aplikasi facebook. Ada juga divisi analisis, tugasnya mengukur statistik di online dan efektivitas suatu website,” jelasnya.

Fitri dan teman-temannya tidak punya ambisi untuk menjadi agensi yang besar. “Kami justru ingin membesarkan nama masing-masing individu di kantor ini dan orang-orang di sekitar kami,“ ujar pencetus festival balon udara pertama di tanah air ini.

Untuk membangun kantor sendiri, Fitri dan Anantya menganjurkan untuk memanfaatkan networking secara optimal. Baik dari rekomendasi klien terdahulu, word by mouth, atau pun lewat media sosial. Membuat profil di website juga yang layak dicoba agar klien tertarik untuk menggunakan produk atau jasa dari kantor baru Anda.


Nekat membuka kantor sendiri juga dilakukan Anantya Van Bronckhorst (30). Lulusan S-1 Ilmu Komunikasi dan S-2 Manajemen Komunikasi Universitas Indonesia yang mulai bekerja tahun 2002 ini sebelumnya bekerja di sebuah production house (PH). Dulu, ia menangani divisi online. Meski ia memegang beberapa bidang sekaligus, mulai dari humas, produser program televisi, sampai scriptwriter, Anantya menemukan passion di industri online. Bersama rekan satu kantornya, Ramya Prajna, ia terpanggil untuk mendirikan perusahaan sendiri di bidang jasa online.

“Ilmu yang saya dapat selama 3 tahun menangani online cukup untuk bisa ‘jalan’ sendiri. Kami menyusun proposal, yang lantas kami jajaki kemungkinannya dengan atasan kami di PH. Kami utarakan modal yang kami butuhkan. Waktu itu kami masih fresh graduate, belum punya banyak tabungan. Yang kami punya adalah visi, yang kami yakin bisa berhasil. Kami ajak dia untuk sharing modal, sementara kami yang akan penuh menjalankannya,” ungkap Anantya.

Atasan Anantya tersebut ternyata punya visi dan misi yang cocok. Sehingga, jadilah mereka memisahkan diri dan merintis kantor baru. Mulai dari mencari klien, mengedukasi klien, mengurus finansial, membuat konsep, sampai melaksanakan proyek. Akta perusahaan terbatas (PT) selesai 2 tahun kemudian. Sejak itu, secara penuh mereka jalankan perusahaan tersebut sendiri, dibantu seorang programmer dan seorang content editor. Dengan adanya booming media sosial, klien tidak usah kami cari. Merekalah yang mencari kami,” tutur Anantya, senang.

Selasa, 29 Maret 2011

Follow Your Passion, Bunda

Dalam buku berjudul Your Job is not Your Career, career coach, Rene Suhardono Canoneo, mengemukakan hipotesa menarik. Supaya Bunda bisa bahagia dengan pekerjaan Bunda, maka Bunda perlu mengejar impian, keinginan dan passion Bunda. Bekerja di bidang yang paling Bunda senangi, sekaligus bisa mendapat uang banyak dari situ, memang kedengarannya sangat menyenangkan, bukan?
TERGANTUNG PIKIRAN
Banyak orang yang mengatakan tidak menyukai pekerjaannya. Banyak pula yang merasa tersiksa dengan tuntutan target, dan selalu terserang mulas menjelang deadline. Sepertinya, kebahagiaan hidup terenggut habis oleh pekerjaan.


Seperti Mella (32) yang bekerja sebagai investment relations di sebuah perusahaan pertambangan. “Saya benci dengan pekerjaan saya. Tapi, pekerjaan ini memberi saya gaji besar. Sebagai orang tua tunggal yang harus menghidupi dua anak, jika saya harus mengejar passion saya, yakni traveling, bagaimana saya bisa menutup biaya kebutuhan hidup sehari-hari?”
Berhati-hati dengan apa yang dipikirkan. “Kalau Bunda merasa tak punya pilihan, Bunda benar. Pun kalau merasa tidak bisa hidup jika berhenti bekerja, Bunda juga benar”.


Mana yang harus dipilih? “Kembali ke diri Bunda sendiri. Tepatnya, apa yang Bunda pikirkan.”. Hal pertama yang harus dibenahi adalah bagaimana Bunda memandang apa yang ada di depan Bunda. “Kalau Bunda melihat semuanya sebagai prahara, maka praharalah yang terjadi. Kalau Bunda melihat segala sesuatunya sebagai peluang, maka peluanglah yang terjadi,”.


“Tidak ada orang lain selain Bunda sendiri yang bisa membantu. Kalau waktu Bunda habis untuk pekerjaan, tapi Bunda tidak bahagia, kenapa mau terus melakukannya? Kalau Bunda memilih bertahan dengan alasan tertentu, uang misalnya, silakan, tapi jangan komplain,” paparnya.


Hal lain yang juga menjadi pemahaman umum adalah pernyataan ‘Saya tak bisa mendapatkan uang dari passion saya’. Pernyataan yang pesimistis itu harus diubah menjadi, ‘Bagaimana caranya agar saya bisa mendapatkan uang dari passion saya?’ “Energi sebaiknya bukan untuk membuktikan bahwa passion Bunda bisa menghasilkan uang atau tidak. Tapi energi difokuskan untuk memikirkan, ‘Bagaimana caranya Bunda bisa bertemu orang, mengembangkan satu strategi supaya passion Bunda bisa menghasilkan uang’.


Ciri orang yang bekerja dengan passion, mereka menikmati pekerjaannya, meskipun untuk itu ia harus bekerja dengan jam kerja yang panjang ataupun di bawah tekanan deadline ketat. Mereka tidak pernah menganggap pekerjaan sebagai pengorbanan. Bagi mereka, uang, penghasilan dan materi bukanlah prioritas yang dicari.


Ciri berikutnya, ia memiliki tujuan. “Tujuan di sini bukan punya mobil mewah atau rumah besar, tapi segala hal dalam hidup yang benar-benar penting buat Bunda, yang bisa membedakan ada dan tidak adanya Bunda”.


SEKEDAR LUXURY TALK?
Bicara soal passion, banyak pertanyaan yang mengemuka, bagaimana caranya menemukan passion? Bisakah membawa passion dalam pekerjaan kita sekarang? Apakah harus keluar dari job sekarang untuk mengejar passion?


Masalahnya, banyak orang yang ketika ditanya passion-nya, mereka tak tahu jawabannya. Passion tidak sama dengan hobi. Passion juga tidak ada hubungannya dengan kebiasaan ataupun keahlian. Passion adalah bidang yang paling Bunda nikmati saat mengerjakannya. Aktivitas yang ingin selalu Bunda lakukan, meskipun Bunda tidak dibayar untuk melakukannya.


Sebagian orang mengomentari, diskusi passion tidak lebih dari luxury talk. Misalnya, “Saya sudah menganggur dua tahun. Posisi di perusahaan yang saya impikan tak kunjung bisa saya raih. Saya ingin realistis saja, begitu ada perusahaan yang mau menerima saya, untuk posisi apa pun itu, saya akan menerimanya”.


So, “Jalani saja apa yang perlu dikerjakan untuk survive. Namun, janganlah pernah berhenti mencari dan menemukan passion Bunda”.


PETA RENCANA
Salah satu poin menarik tentang passion yakni, passion adalah tentang self discoveries. Menemukan passion memang bukan hal yang instan dan mendatangkan manfaat ekonomis secara instan pula. Ada proses yang harus dijalani. Proses itu bisa cepat, bisa pula sangat lama.


Lalu apa yang perlu dilakukan? Pertama-tama, temukan terlebih dulu passion Bunda.
• Bersikaplah jujur pada diri sendiri, miliki keyakinan dan kenali keunikan diri Bunda.
• Berikan waktu luang untuk tekuni hobi.
• Perluas wawasan. Bertemu dan berdiskusi dengan orang-orang yang mungkin bisa membantu, membaca buku, mempelajari bahasa asing, mencoba hal baru.
• Keluar dari comfort zone. Memiliki perasaan nyaman memang wajib. Tapi comfort zone bisa menjadi ‘terlarang’ jika dipahami sebagai sebuah mental block. “Jika Bunda merasa sudah puas, sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan, tidak ada kegairahan lagi, tidak merasa perlu belajar apa-apa lagi, tidak perlu melakukan apa-apa lagi. Bunda harus menanyakan pada diri Bunda sendiri, ada yang salah?”


Jika sudah tahu passion Bunda, langkah kedua adalah membuat peta rencana ke depan. Buatlah target jangka panjang dan jangka pendek. Jika pekerjaan yang sekarang Bunda anggap bisa menjadi batu loncatan untuk mencapai impian Bunda, tetaplah tekuni sambil menyiapkan strategi ke depan.


Ketiga, bersikaplah positif dan tidak gampang menyerah. “jangan pernah membatasi diri. Apalagi karena kritik orang lain, lantas membuat Bunda mundur. Instrumen terbaik yang bisa mengkaji manusia -apakah itu assessment, tes akademik atau tes IQ- hanya punya andil 5 persen  dari totalitas kita. Masa kita mau mendasarkan pilihan hidup kita pada yang 5 persen itu?”. Anggaplah hasil tes semacam itu sebagai feedback.


Misalnya, passion Bunda adalah menulis dan Bunda ingin mengejarnya, jangan mudah menyerah bila artikel Bunda selalu ditolak oleh berbagai media massa. Daripada terus menangisi kemalangan diri, mending berpikir begini “Nggak apa-apa, deh, orang lain bilang saya tidak bisa menulis. Memang penulis lain selalu lebih banyak. Toh, saya tidak harus meyakinkan orang lain. Saya hanya perlu meyakinkan diri sendiri bahwa bila saya terus melakukannya, bisa jadi setahun lagi karya saya akan lebih baik,”.


Einstein yang disebut-sebut jenius bahkan perlu waktu 25 tahun sampai teori relativitasnya bisa diterima. “Kalau kritik membuat Bunda ‘mati’, ya sudah, tidak perlu melakukan apa-apa. Karena, dengan demikian tidak akan ada yang mengkritik Bunda. Tapi, toh, Bunda tidak akan pernah bisa membuktikan apa pun.


Keempat, tak perlu takut membuat kesalahan. Banyak permasalahan taktis yang harus dijawab dalam proses memenuhi panggilan hati. Namun risiko tidak melakukannya juga ada. “Hanya dengan passion, Bunda akan mencapai potensi optimal diri Bunda. Passion juga dapat membuka pintu menuju hidup yang lebih menyenangkan, tidak sekadar diwarnai kepentingan ekonomis,”.


Kelima, aturan 70:20:10. Inilah ‘resep’ yang kerap disampaikan oleh praktisi kreatif, Yoris Sebastian, bagi mereka yang ingin berwirausaha sesuai passion-nya, tapi belum berani meninggalkan pekerjaan tetapnya begitu saja. Konsep yang dipaparkan Yoris ini memang lebih realistis. Mulaikan dengan membagi ‘diri’ Bunda dengan 70:20:10 itu.


Maksudnya, “Sebanyak 70 persen untuk pekerjaan tetap yang memberikan penghasilan bulanan (meskipun mungkin pekerjaan itu tidak terlalu membanggakan atau menyenangkan bagi Bunda). Karena, Bunda tidak mau kan dapur berhenti mengepul?. Yang 20 persen, kerjakan sesuatu hal yang membuat Bunda bangga, tapi kegiatan itu sedikit menghasilkan uang. Sedangkan 10 persen, kerjakan sesuatu yang monumental -bisa menghasilkan uang ataupun tidak- namun membuat Bunda bahagia,”.

Rabu, 16 Maret 2011

Bunda Bugar Luar Dalam

Bunda bukan hanya makanan sehat yang memengaruhi kesehatan. Tapi adda hal lain yang berperan penting dalam kesehatan jiwa dan raga Bunda, yaitu antara lain:

1 Pikiran positif. Realistis, Bunda jangan terlalu keras pada diri sendiri, dan belajar memaafkan kesalahan orang.

2 Bernapas dengan normal. Bunda sempatkan beberapa menit sehari untuk merasakan aliran napas Bunda.
Dan relakslah.

3 Minum. Bunda, air untuk metabolisme dan kehidupan sel. Tubuh terdiri 75% air, sementara otak 85%.

4 Tidur, Bunda tidurlah delapan jam sehari adalah keharusan. Lampu kamar jangan terlalu terang, agar stres hilang di pagi hari.

5 Detoksifikasi. Sesekali, istirahatkan organ tubuh Bunda. Berikan makanan alami tanpa tambahan rasa untuk tubuh.

Sabtu, 12 Maret 2011

Profesor VS Mahasiswa Religius

Bunda... rileks dulu yuuuuukkkk.....
nie ada sedikit guyonan dari adekq yang jenius "Cai Izaku" alias Guntur Kondang Prakoso ^^

Om Guntur dan Tanaya (my sweet daugther)
Dijamin deh Bunda happy.......

Ass.Wr.Wb

  Di sebuah perguruan tinggi perdebatan seru terjadi di kelas filsafat, membahas apakah Tuhan itu ada atau tidak. Profesor mengajak para mahasiswa berpikir dengan logika, "Adakah di antara kalian yg pernah mendengar Tuhan?"
   Tak ada yg bisa menjawab pertanyaan sang profesor tersebut. Lalu sang profesor pun melanjutkan pertanyaannya, "Adakah di antara kalian yg pernah menyentuh Tuhan?" Lagi2 di dalam kelas tersebut tak ada jawaban dari mahasiswanya. Merasa menang dgn pertanyaan tersebut, sang profesor pun melanjutkan pertanyaannya, "Atau ada diantara kalian yg pernah melihat Nya?" Masih tak ada jawaban. "Kalau begitu dpt disimpulkan bahwa Tuhan itu tdk ada", ucap sang profesor.
   Seorang mahasiswa yg dikenal sbg mahasiswa yg religius mengacungkan tangannya, meminta izin untuk bicara. "Apakah ada yg pernah mendengar otak profesor?" tanyanya pada seisi kelas. Suasana hening seketika setelah mendengarkan pertanyaan tersebut. "Lalu apakah ada yg npernah menyentuh otak profesor?", lanjut sang mahasiswa. Suasana tetap hening. "Dan adakah yg pernah melihat otak profesor?" Karena tak ada yg menjawab maka mahasiswa itu menyimpulkan,
   "Nah, kalau begitu dpt disimpulkan bahwa otak profesor jg tdk ada!"
   Terkadang logika yg sering diagung2kan oleh sebagian kalangan yg menamakan dirinya kaum intelektual, tdk dpt menjangkauy kebesaran Alloh. Sari sinilah kita dapat memahami, bahwa akal dan logika kita sangat terbatas serta tdk dpt menjangkau apa yg menjadi kekuasaan Alloh

Wassalam

Hahaha.... keren kan Bunda....
Happy Today Bunda Cerdas.....
^^

Jumat, 11 Maret 2011

Memahami HATI yang Gundah

Gundah, khawatir, takut merupakan perasaan normal yang dapat dialami oleh semua manusia, termasuk para Bunda. Khawatir kehilangan harta, gundah ketika pasangan mulai kurang perhatian, takut akan bencana dan kecelakaan bahkan khawatir anak gagal dalam menyelesaikan sekolahnya. Semua rasa ini muncul karena kita tak ingin dan tak mau tersakiti dan terabaikan.

Namun, ada hikmahnya juga lo Bunda kalo kita merasakan perasaan seperti ini. Hikmahnya adalah membuat seseorang menjadi lebih berhati-hati dan bijaksana dalam bertindak untuk menghindari ketidaknyamanan yang ditimbulkannya. Jika segala upaya telah di tempuh untuk menyingkirkan perasaan gundah, tak ada jalan lain selain pasrah (Ikhlas) dan berserah diri kepada-Nya.

Secara teori terlihat mudah ya Bunda, terlihat begitu sederhana. Prakteknya belum tentu. Namun Bunda, sebagai orang yang beriman atau minimal yakin bahwa ada suatu "Zat" yang menciptakan kita, seharusnya kita menyadari bahwa kita hanya dapat  berusaha (tawakkal) namun tidak dapat memaksankan hasilnya. Sang Khalik-lah yang lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya. Dan hanya atas ridho dan izinNya saja segala sesuatu dapat terjadi dalam kehidupan Bunda. Yang terpenting adalah Bunda mengetahui apa yang dapat membuat-Nya ridho.

Bunda, ini ada beberapa patokan dalam memahami keinginan Sang Khalik, yaitu:
1. Sebagai pemilik sekaligus pencipta tunggal alam semesta dan segala isinya. DIA sangat membensi keSYIRIKan. Harus diyakini bahwa DIA tidak memerlukan siapapun dan apapun dalam mengelola jagad raya ini. Makanya DIA sangat marah dan murka terhadap orang yang menduakanNya. Inilah pangkal UTAMA ketidak-ridho-anNya. so, jangan pernah sekalipun meminta bantuan kepada selain Allah.

2. Jangan berBURUK SANGKA karena DIA akan berbuat menurut prasangka kita. Padahal DIA yang lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita, Bunda.

3. Seseorang tidak menanggung perbuatan orang lain, baik maupun buruk. Jadi tidak perlu merasa bersalah ketika orang terdekat berbuat kesalahan. Kita hanya wajib mengingatkan dan menasehatinya.

4. Perempuan baik untuk laki-laki baik dan perempuan buruk untuk laki-laki buruk. Namun tidak berarti orang yang buruk akan selamanya buruk dan orang yang baik akan selamanya baik. Yang dinilai adalah usaha dan hasil akhir kita. Jangan pernah menuntut hak dari pasangan kita sebelum kewajiban terhadapnya dituntaskan.

5. Jodoh, rejeki dan umur telah ditetaokan oleh-Nya. Kita tidak memiliki kemampuan untuk mengubah ketetapan tersebut. Namun, kitalah yang harus menjemput takdir terbaik kita.

Jadi Bunda jangan pernah menganggap bahwa kekayaan, kesuksesan, kebesaran serta ketenaran itu identik dengan kasih sayang Allah. Sebaliknya, Bunda jangan pula berpikir bahwa musibah dan bencana adalah tanda ketidak pedulian-Nya.
Keduanya hanya cobaan dan ujian Bunda, malah bisa jadi justru merupakan jebakan yang sangat berbahaya. Allah SWT sengaja memberikan hal tersebut untuk menguji apakah kita tetap beriman dan menerima kebaikan sama dengan ketika menerima keburukan dengan tetap menyembah dan mengagung-kanNya.

CHARACTER IS THE KEY

Tahukah Bunda, bukan pengetahuan atau skill yang dapat mengantarkan Bunda menuju KESUKSESAN dalam berkarir baik di rumah maupun di luar rumah, namun KEPRIBADIAN, yaitu kerendahan hati, keyakinan, dan optimisme.

1. RENDAH HATI

Kesuksesan tidak mungkin diraih tanpa dukungan orang-orang sekitar Bunda. Karena itu, jangan menjadi kacang yang lupa sama kulitnya (xixi..kelihatannya sadis banget ya kata-katanya.. maaf ^^). Maka coba untuk mengalihkan pekerjaan yang Bunda kurang mampu untuk melakukannya kepada orang yang lebih mampu. Selain itu, perluas network rekan Bunda dengan mengenalkannya pada orang-orang yang bisa menyokong karirnya. Bunda juga harus mengakui keberhasilan rekan kerja, jangan hanya membanggakan prestasi kerja Bunda sendiri yah ^^.

2. KEYAKINAN

Dalam hal ini, yang dimaksud adalah kepercayaan pada kualitas dan manajemen tempat kerja Bunda. Juga kepercayaan terhadap kemampuan dan jalur karir yang Bunda geluti.

3. OPTIMISME

Tidak hanya mengharapkan situasi terbaik, namun juga belajar menumbuhkan sikap positif, tak peduli serumit apapun situasi yang tengah Bunda hadapi. Seorang cedekia pernah berkata, mereka yang memandang dunia dengan positif, maka akan dipandang positif juga oleh dunia.

ASI, terbaik untuk Bayi dan Bunda

Tak perlu diragukan lagi ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Tidak hanya itu, pemberian ASI juga ternyata menyimpan banyak manfaat bagi bunda. 

Salah satunya, dengan menyusui dapat membuat bunda menjadi LANGSING ^^
Kenapa bisa begitu ya? inilah penjelasannya dari para ahli.

Aktivitas menyusui membantu uterus Bunda berkontraksi dan kembali ke ukuran normal serta mempercepat pengeluaran darah. Dengan begitu, masa nifas sang Bunda menjadi singkat.

Menurut ahli gizi, salah satu bonus yang diperoleh Bunda yang sedang menyusui adalah Bunda dapat mengembalikan bentuk tubuh hingga seperti semula secara alamiah. Hal ini disebabkan ketika proses produksi air susu berlangsung dibutuhkan banyak energi.

Diet pada saat menyusui dengan hanya makan dua kali sehari sebenarnya bisa menimbulkan persoalan. Kehilangan berat badan secara drastis atau diet yang keras sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Mengonsumsi makanan ringan berukuran sedang sebanyak tiga kali mungkin lebih baik dan lebih membantu meningkatkan metabolisme. Hal ini selain bisa menurunkan berat badan dengan lebih mudah, juga mencegah timbulnya rasa perih di perut karena lapar.

Hal lain yang terbaik bagi Bunda yang baru melahirkan adalah mengikuti berat badan yang bertambah semasa hamil dan menurunkan secara bertahap setelah bersalin. Bunda yang baru melahirkan akan kehilangan sekitar enam kilogram dari berat tubuhnya secara langsung.

Dan begitu, peranakan kembali ke dalam ukuran semula, berat badannya akan berkurang lagi sekitar 2-3 kilogram. Beri kesempatan sektiar enam bulan untuk mengembalikan bentuk tubuh. Dan, setelah itu, usahakan untuk menurunkan berat badan sekitar setengah kilogram setiap minggunya.